Amerika Serikat (AS) sudah dikenal sebagai negara yang digdaya dalam
berbagai aspek kenegaraan, baik dari segi ekonomi maupun kesejahteraan
rakya serta kemajuan industri. Karena itulah AS memiliki gensi
tinggi,mereka tidak mau negara mereka kalah pamor dari negara lain.
Termasuk pada bidang olahraga. Memang di AS sendiri bidang olahraga
kurang terekspos tapi hal itu bukan berarti tidak adanya antusias dari
masyarakat mengenai olahraga. Selama ini kita mengenal Basket sebagai
olahraga paling populer di Amerika dilihat dari animo dunia kepada NBA.
Olahraga lain yang dikenal dunia sebagai lambang Amerika adalah football
dan aneka macam motorsports. Football disini bukanlah seperti olahraga
“bola kaki” yang kita kenal, di Amerika football ialah sebutan untuk
rugby. Olahraga yang mencampurkan kekuatan fisik dengan kemampuan olah
bola.
Maka pada tahun 1992 ketua USSF pada saat itu Alan Rothenberg yang kebetulan juga ketua pelaksana Piala Dunia 1994 di AS memprakarsai rencana untuk mendongkrat prestasi Timnas AS. Rencana ini kemudian dikenal dengan Rothenberg’s Plan. Plan ini berujung pada 2 hal. Pertama mereka akan menghasilkan uang dari penyelenggaraan Piala Dunia 1994, lalu dari uang itu mereka akan membuat liga sepakbola profesional. Selain itu mereka juga melakukan proses naturalisasi untuk 3 pemain bintang yang memiliki keturunan Amerika. Roy wagerle (keturunan Afrika Selatan) yang saat itu bermain di klub inggris Coventry City, Thomas Doole (Jerman) bermain di Bayer Leverkusen, serta yang terkenal Ernie Stewart si pencetak gol terbanyak liga belanda. Selain naturalisasi mereka juga mengontrak pelatih berkelas pada sosok Bora Milutinovich. Hasilnya? Amerika Serikat lolos dari penyisihan grup meskipun tersingkir di babak selanjutnya dari Brazil.
Pada saat bersamaan, Rothenberg memiliki visi kedepan untuk Timnas AS. Ia merekrut seorang Carlos Quiroz untuk membuat rencana pengembangan pemain muda timnas AS dengan membuat ODP (Olympic Development Program) yang merupakan cara Amerika untuk menjaring pemain muda berbakat dari masing-masing negara bagian. Pada tahun 1993,sebagain bagian proyek untuk Piala Dunia, Rothenberg mendirikan MLS (Major League Soccer) sebuah badan liga sepakbola profesional tertinggi di Amerika.
Sesudah MLS ter-realisasikan, USSF membuat lanjutan program untuk pengembangan pemain muda yang dinamakan Project 40 yang disponsori Adidas. 40 pemain muda berbakat boleh menangguhkan kuliah mereka,dan berkesempatan untuk magang di Tim MLS maupun Eropa. ke-40 pemain yang sudah masuk dalam program ini akan diklasifikasikan sebagai pemain profesional,sehingga mereka tidak bisa bermain di tingkat universitas. Sebagai ganti rugi dari program ini, USSF akan mendanai biaya kuliah untuk para pemain yang gagal menjadi pemain pro. Kesuksesan dari program ini dapat kita lihat dari kondisi timnas AS saat ini dimana ada beberapa lulusan Project 40 yang menjadi pilar timnas AS. Seperti Tim Howard,Edson Buddle,Omar Gonzalez sampai yang paling terkenal seperti Landon Donovan dan Clint Dempsey.
Bagaimana dengan sepakbola itu sendiri?
Di
Amerika olahraga yang disebut-sebut paling terkenal di seantero dunia
ini kurang begitu terekspos, orang lebih memerhatikaN NBA dan football,
meskipun USSF (PSSI-nya Amerika) sudah berdiri sejak taun 1913 dan
bergabung dengan FIFA satu tahun kemudian. Sepakbola di Amerika sempat
menarik minat publik saat Legenda dari Brazil Pele bergabung bersama New
York Cosmos dan keluar dari masa semi-pensiun-nya.
Untuk ukuran Timnas, fakta sudah berbicara bahwa
Timnas wanita AS bergelimang prestasi berbeda dengan timnas
pria-nya,dengan menjadi juara Piala Dunia wanita 2 kali dan Medali emas
Olimpiade 4x. Timnas Pria AS sempat mencicipi juara ke-3 pada piala
dunia 1930,saat piala dunia pertama tersebut hanya diikuti oleh 13 tim.
Mereka kemudian lolos pada piala dunia 1934 serta 1950 tapi
nir-prestasi. Timnas AS baru mencicipi piala dunia lagi 40 tahun
kemudian tepatnya pada Piala dunia 1990 di Italia dimana mereka
tersingkir langsung pada penyisihan grup. Hal ini mendorong beberapa
pihak untuk mendongkrak prestasi Timnas AS.
Maka pada tahun 1992 ketua USSF pada saat itu Alan Rothenberg yang kebetulan juga ketua pelaksana Piala Dunia 1994 di AS memprakarsai rencana untuk mendongkrat prestasi Timnas AS. Rencana ini kemudian dikenal dengan Rothenberg’s Plan. Plan ini berujung pada 2 hal. Pertama mereka akan menghasilkan uang dari penyelenggaraan Piala Dunia 1994, lalu dari uang itu mereka akan membuat liga sepakbola profesional. Selain itu mereka juga melakukan proses naturalisasi untuk 3 pemain bintang yang memiliki keturunan Amerika. Roy wagerle (keturunan Afrika Selatan) yang saat itu bermain di klub inggris Coventry City, Thomas Doole (Jerman) bermain di Bayer Leverkusen, serta yang terkenal Ernie Stewart si pencetak gol terbanyak liga belanda. Selain naturalisasi mereka juga mengontrak pelatih berkelas pada sosok Bora Milutinovich. Hasilnya? Amerika Serikat lolos dari penyisihan grup meskipun tersingkir di babak selanjutnya dari Brazil.
Pada saat bersamaan, Rothenberg memiliki visi kedepan untuk Timnas AS. Ia merekrut seorang Carlos Quiroz untuk membuat rencana pengembangan pemain muda timnas AS dengan membuat ODP (Olympic Development Program) yang merupakan cara Amerika untuk menjaring pemain muda berbakat dari masing-masing negara bagian. Pada tahun 1993,sebagain bagian proyek untuk Piala Dunia, Rothenberg mendirikan MLS (Major League Soccer) sebuah badan liga sepakbola profesional tertinggi di Amerika.
Sesudah MLS ter-realisasikan, USSF membuat lanjutan program untuk pengembangan pemain muda yang dinamakan Project 40 yang disponsori Adidas. 40 pemain muda berbakat boleh menangguhkan kuliah mereka,dan berkesempatan untuk magang di Tim MLS maupun Eropa. ke-40 pemain yang sudah masuk dalam program ini akan diklasifikasikan sebagai pemain profesional,sehingga mereka tidak bisa bermain di tingkat universitas. Sebagai ganti rugi dari program ini, USSF akan mendanai biaya kuliah untuk para pemain yang gagal menjadi pemain pro. Kesuksesan dari program ini dapat kita lihat dari kondisi timnas AS saat ini dimana ada beberapa lulusan Project 40 yang menjadi pilar timnas AS. Seperti Tim Howard,Edson Buddle,Omar Gonzalez sampai yang paling terkenal seperti Landon Donovan dan Clint Dempsey.
Terlepas dari kegagalan mereka di Piala Dunia
98, timnas AS mampu melaju hingga perempat final piala dunia 2002 serta 4
kali menjuarai Piala Emas CONCACAF. Timnas AS saat ini dinilai cukup
memiliki potensi untuk bertarung dengan tim-tim kuat lainya. Dilihat
dari banyaknya kondisi Timnas dan pemain AS yang bermain di Liga
Eropa,Rothenberg’s plan bisa dibilang sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar