Sadako Sasaki (7 Januari 1943 – 25 Oktober 1955) adalah seorang gadis Jepang yang tinggal di dekat jembatan Misasa di Hiroshima, Jepang. Ketika itu Jepang tengah dijatuhi bom atom yang jatuh di Hiroshima. Sadako baru berumur dua tahun pada 6 Agustus 1945 ketika ia menjadi korban dari bom atom tersebut.
Pada saat ledakan itu Sadako sedang berada didalam rumah, sekitar 1 mil dari titik ledakan bom. Pada Januari 1955, bintik-bintik ungu sudah mulai terbentuk dan menjadi gumpalan yang membesar. Kemudian, dia didiagnosis dengan leukemia sebagai penyakit yang dideritanya, penyakit itu kemudian disebut sebagai “Sebuah Penyakit Bom Atom”. Pada tanggal 3 Agustus 1955, Chizuko Hamamoto, teman terbaik Sadako datang ke rumah sakit untuk mengunjungi dan memberi sebuah origami dari kertas yang dibuat menjadi Crane. Pada awalnya Sadako tidak mengerti mengapa Chizuko melakukan hal ini, kemudian Chizuko memberitahu cerita tentang karya cranes. Lalu dia mulai membuat crane sendiri sejak dia mendengar cerita itu, Orang Jepang dahulu mengatakan bahwa orang yang bisa membuat 1000 cranes akan mendapat apa yang diinginkannya.
Versi cerita yang populer di Jepang adalah bahwa ia tidak berhasil
membuat 1000 cranes dari tujuan awalnya, dia hanya memiliki 644 lipatan
sebelum dia mati. Temannya yang berhasil menyelesaikan 1000 crane
dikuburkan bersama dengan Sadako.
Sedangkan versi lain menyebutkan
bahwa pada akhir Agustus 1955 Sadako telah mencapai tujuan itu dan
terus melipat cranes sampai dia mati. Cerita ini berasal dari buku
Sadako dan Ribuan Kertas Cranes, sebuah pameran yang muncul di Hiroshima
Peace Memorial Museum.
Walaupun dia memiliki banyak waktu luang selama dia di rumah sakit
untuk membuat cranes, ia tidak punya cukup kertas untuk membuat 1000
crane tersebut. Dia mendapat kertas dengan cara pergi ke kamar pasien
lain untuk meminta bekas kertas hadiah yang sudah tidak digunakan lagi
dan temannya, Chizuko yang selalu membawakan kertas setiap hari sepulang
dari sekolah untuk Sadako.Selama waktunya di rumah sakit itu kondisinya semakin memburuk. Sekitar pertengahan Oktober, kaki kirnya bengkak dan berubah menjadi ungu. Dengan keluarga disekelilingnya Sadako meninggal pada pagi 25 Oktober 1955.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar