+ -

Pages

Sabtu, 03 Agustus 2013

Malaysia Truly Indonesia: Dari Ayam Penyet Hingga Opera van Java

Malaysia Truly Asia? Mungkin sudah saatnya diganti dengan Malaysia Truly Indonesia. Restoran ayam penyet ada di mana-mana, malah sekarang aksi Sule Prikitiew bisa disaksikan di layar kaca 24 jam sehari tanpa henti.

Berapa jumlah orang Indonesia di Malaysia? Ada yang memperkirakan sekitar 2 juta orang walaupun angka pastinya susah dihitung karena banyak di antara mereka yang masuk secara ilegal. Dan jangan lupa, ada 3 juta pendatang dari Indonesia yang sudah diberi status penduduk tetap dan warganegara sejak tahun 1957 hingga sekarang.
Dengan total 5 juta dari 28 juta jiwa penduduk Malaysia, itu berarti hampir 18% penduduk Malaysia memiliki ikatan emosional dengan Indonesia. Walaupun menetap di negeri seberang, mereka masih ingin merasakan hal-hal yang berbau Indonesia.
Obat rindu yang paling mudah ya makanan. Untungnya kuliner Malaysia menggunakan rempah dan bumbu yang tidak jauh berbeda dengan kuliner Indonesia. Memasak makanan Indonesia di Malaysia nyaris tidak jadi soal, apalagi jika juru masaknya tahu bagaimana rasa yang pas.
Hingga dua dasawarsa yang lalu makanan Indonesia hanya populer di komunitas terbatas dalam bentuk makanan rumahan. Seiring dengan meningkatnya jumlah pendatang dari negara kita, makanan Indonesia mulai dihidangkan secara masal dan menjangkau konsumen lokal Malaysia. Popularitas makanan Indonesia di Malaysia dimulai oleh restoran-restoran yang menyediakan masakan Padang yang hadir di Malaysia sejak hampir dua dasawarsa yang lalu.
Popularitas masakan Padang didukung oleh kedekatan selera antara orang Sumatera dan Malaysia yang sama-sama menyukai makanan bersantan, berlemak, pedas, dan bercita rasa tajam. Kini restoran Padang bisa dilihat di seantero Kuala Lumpur.
Makanan Jawa baru masuk belakangan dipelopori oleh ayam penyet. Ayam penyet (yang dibahasainggriskan sebagai smashed chicken) lebih dulu masuk ke Singapura membawa merek Ayam Penyet “Ria”. Restoran waralaba yang sama masuk ke Malaysia sekitar awal tahun 2000-an.

                                                        

Maksud awalnya hanya sebagai obat kangen bagi orang Indonesia di Malaysia, ayam penyet justru mendapat sambutan luar biasa dari orang Malaysia. Bisa dibilang Malaysia tengah dilanda “demam ayam penyet”. Berbagai restoran ayam penyet bermunculan, bukan saja yang dimiliki orang Indonesia seperti Ayam Penyet “Ria” dan “AP”, tetapi ada juga yang milik orang Malaysia seperti foto di bawah ini. Soal rasa, tentu Anda tahu mana yang bisa dipercaya :-)


Ada yang coba-coba memasak sendiri ayam penyet saking terpesonanya dengan keenakan ayam penyet di restoran. Tapi selama ini saya lihat tidak ada yang berhasil menyamai ayam penyet bikinan orang Indonesia.


Tak hanya soal makanan, siaran televisi Indonesia makin merasuk tajam ke layar kaca keluarga-keluarga di Malaysia. Sinetron-sinetron Indonesia yang ditayangkan televisi berbayar Astro mendapat sambutan meriah terutamanya dari kaum ibu rumah tangga. Walaupun sering ditayangkan sangat terlambat dibanding sinetron aslinya di Indonesia, itu tak jadi soal selama ceritanya runut dan sanggup menumpahkan air mata, hehehe.
Untuk memuaskan jutaan pelanggannya yang kadung jatuh cinta dengan tontonan dari Indonesia, bulan lalu Astro melakukan gebrakan dengan membuka saluran baru yang khusus menayangkan filem, sinetron, dan infotainment dari Indonesia. Diberi nama “Indo Pek” (pek = paket dalam bahasa Malaysia), dua saluran disediakan secara terpisah: Pelangi (saluran  142) yang menayangkan filem-filem termutakhir juga filem-filem jadul dari era Warkop Prambors, dan Bintang (saluran 141) yang menayangkan sinetron, infotainment, talkshow, dan juga komedi.


Kini penggemar Ketika Cinta Bertasbih, Silet, Opera van Java, atau Extravaganza bisa mengobati kerinduannya tanpa perlu pulang ke Indonesia setahun sekali. Siarannya 24 jam, lho. 

Kini penggemar Ketika Cinta Bertasbih, Silet, Opera van Java, atau Extravaganza bisa mengobati kerinduannya tanpa perlu pulang ke Indonesia setahun sekali. Siarannya 24 jam, lho. Sejauh ini sambutan konsumen cukup baik, paling tidak itu yang saya bisa lihat dari pembantu saya di rumah, hehehe.
Bisa dikatakan hampir segala sesuatu yang berbau Indonesia cukup punya nilai jual di Malaysia. Bukan hanya karena 5 juta orang yang memiliki ikatan emosional dengan Indonesia, tetapi warga Malaysia sendiri yang haus dengan sesuatu yang baru. Kedekatan budaya dua negara menyebabkan produk-produk Indonesia lebih mudah diterima oleh publik Malaysia.
Tidak hanya makanan dan siaran televisi, kata-kata bahasa Indonesia pun sekarang sudah digunakan meluas di Malaysia. Kata “pacaran” misalnya, baru populer 3 tahun belakangan. Juga kata “menggondol” yang mulai marak digunakan di koran dan televisi Malaysia.
Yang paling menggelikan ketika kata “luwes” digunakan dalam surat resmi,hampir semua orang (99%) tidak tahu apa arti kata “luwes”. Ada yang sok tahu bilang perkataan itu diambil dari bahasa India. Dengan tenang dan senyum saya berkata “Itu bahasa Indonesia, artinya flexible“. Ooohhh macam tu ha, gumam mereka. Ada yang bergurau kalau Indonesia hendak menganeksasi Malaysia tidak perlu susah-susah mengirim tentara. Tunggu saja beberapa tahun lagi kalau semua orang sudah bisa berbahasa Indonesia, makan makanan Indonesia, menonton siaran Indonesia, maka Jakarta hanya perlu mengirimkan gubernurnya untuk memerintah di “propinsi ke-34″ bernama Malaysia, hehehe.
Eits, jangan ketawa dulu. “Penjajahan” Indonesia dalam skala kecil sebenarnya sudah terjadi. Di pusat kota Kuala Lumpur ada kawasan bisnis bernama Chow Kit. Dulu kawasan ini dikuasai oleh pedagang Cina, tapi sekarang sudah bertukar tangan ke pendatang Indonesia. Jika berada di Chow Kit, Anda akan merasa seperti berada di Jakarta. Bukan hanya karena tulisan berbahasa Indonesia ada di mana-mana seperti foto di bawah ini, tetapi juga karena banyak copetnya, hehehe.

Salah satu sudut Chow Kit, ada BNI lho

Ingin beli jamu-jamu dari Indonesia? Di Chow Kit tempatnya

5 LONER: Malaysia Truly Indonesia: Dari Ayam Penyet Hingga Opera van Java Malaysia Truly Asia? Mungkin sudah saatnya diganti dengan Malaysia Truly Indonesia . Restoran ayam penyet ada di mana-mana, malah sekaran...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >