“Jika menatap dia, Anda tidak akan melihat emosi apapun di wajahnya.” Begitulah penggambaran Adam Lanza di mata seorang teman sekolahnya. Adam juga digambarkan sebagai anak yang betubuh tinggi, kurus dan wajah yang pucat. Kalau berjalan terlihat kaku dengan tangan berada di sisi badannya.
Saking misteriusnya Adam, fotonya bahkan tidak ada di buku tahunan SMA. “Adam tidak suka menjadi pusat perhatian,” begitu kata seorang temannya yang lain. Padahal, teman-temannya mengakui, pria 20 tahun yang pemalu ini jago dalam pelajaran matematika.
Pemalu, penyendiri, dan terlihat aneh, memang menjadi kata kunci dalam menilai kepribadian Adam Lanza. Dan melihat apa yang telah ia lakukan, tentu banyak yang ingin tahu, benarkah kepribadian yang ditunjukkan Adam itu merupakan gejala seseorang mengalami gangguan kejiwaan?
“Memang hasil resmi belum ada, tetapi ada kemungkinan Adam Lanza mengalami gangguan psikologis,” kata psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Anna Surti Ariani. Menurut Anna, sebetulnya gangguan kejiwaan itu bisa dideteksi dini. Setidaknya, ketika seorang anak menginjak usia 10 tahun. Dengan deteksi yang lebih cepat, diharapkan lebih cepat pula penanganannya.
Lalu bagaimana mendeteksinya? Menurut Anna, setiap jenis gangguan jiwa memiliki kriteria masing-masing. Namun beberapa hal dasar yang bisa dijadikan acuan orang tua untuk melihat anak-anak mereka. Di antaranya adalah apakah si anak tersebut tidak suka berteman? kalaupun mau berteman, dia lebih banyak hal tidak nyaman yang ia perlihatkan.
Misalnya, gampang marah, gampang melakukan hal-hal yang destruktif, misalnya merusak barang-barang, kasar terhadap orang lain, bahkan juga kasar terhadap binatang.
Menurut Anna memang banyak anak yang menunjukkan gejala seperti itu. Lalu, kapan kelakuan itu memang benar-benar sebagai gejala gangguan jiwa? “Kalau kelakuan itu ditunjukkan secara konsisten,” jawan Anna. Karena itu, saran Anna, bila mendapati anak-anak yang konsisten seperti ini, orang tua perlu waspada dan meminta bantuan pakar.
Selanjutnya, apakah bila memang terdeteksi, apakah bisa disembuhkan? “Harus diakui, cukup sulit. Karena, harus ada perubahan nyata dan konsisten dari keluarganya, termasuk juga lingkungannya,” jawab Anna. Sebenarnya, jawaban ini merujuk pada fakta, bahwa seringkali anak-anak dengan gangguan kejiwaan ini ditemukan dalam keluarga yang rentan konflik. Misalnya, orang tua yang hobi berantem, keluarga dengan kesulitan ekonomi, lingkungan rumah yang tidak mendukung perkembangan yang sehat, misalnya lingkungan yang menerima kelakuan criminal sebagai sesuatu yang wajar.
Perilaku, Emosi, Kejiwaan
Schizotypal
Deskripsi
Schizotypal adalah gangguan kepribadian yang membuat
seseorang cenderung menjadi penyendiri. Penderitanya sangat cemas
terhadap situasi sosial dan cenderung menyalahkan kegagalan sosialnya
kepada orang lain.
Penderita Schizotypal memandang dirinya sendiri sebagai orang asing
atau orang buangan, dan isolasi ini menyebabkan rasa sakit hati karena
menghindari hubungan dengan dunia luar.
Orang dengan kepribadian schizotypal bisa mengoceh aneh dan tanpa
henti selama percakapan. Dirinya mungkin berpakaian dengan cara yang
aneh dan memiliki cara yang sangat aneh melihat dunia di sekitarnya.
Penyebab
Pada masa remaja, tanda-tanda kepribadian schizotypal
mungkin disebabkan karena meningkatnya minat dalam kegiatan soliter atau
tingkat tinggi kecemasan sosial.
Gejala
Gejala gangguan kepribadian schizotypal meliputi:
1. Salah menginterpretasi peristiwa, termasuk perasaan bahwa peristiwa eksternal memiliki makna pribadi
2. Berpikir, keyakinan atau perilaku aneh
3. Kepercayaan pada kekuasaan khusus, seperti telepati
4. Perubahan persepsi
5. Emosi datar atau respon emosional yang tidak pantas
6. Kurangnya teman dekat di luar keluarga dekat
7. Gigih dan kecemasan sosial yang berlebihan
Pengobatan
Pengobatan untuk gangguan kepribadian schizotypal sering
kali menggunakan kombinasi obat-obatan dan satu atau lebih jenis
terapi:
1. Obat-obatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk gangguan kepribadian schizotypal.
Namun, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan atau antipsikotik
untuk membantu meringankan kondisi terkait, seperti kecemasan, depresi
atau gangguan mood lainnya. Misalnya, obat resep seperti risperidone
(Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) dapat membantu mengurangi pemikiran
menyimpang.
2. Psikoterapi
Membangun hubungan saling percaya dengan terapis dapat membantu
orang dengan gangguan kepribadian schizotypal mulai mempercayai hubungan
interpersonal lainnya.
3. Terapi perilaku
Orang dengan kepribadian schizotypal seringkali perlu mempelajari keterampilan sosial dan perilaku yang spesifik.
4. Terapi kognitif
Jenis terapi ini dapat membantu orang dengan gangguan kepribadian
schizotypal mengidentifikasi dan mengubah pola pikir terdistorsi.
Sebagai contoh, jenis terapi dapat membantu orang dengan gangguan
kepribadian schizotypal mengungkap ide tentang apa yang terjadi.
5. Terapi keluarga
Pengobatan dapat lebih efektif jika anggota keluarga terlibat.
Mencari konseling profesional sebagai kelompok dapat membantu mengurangi
atau pertempuran jarak emosional di rumah. Terapi keluarga juga dapat
menawarkan orang yang terkena struktur dukungan dan dorongan dalam
semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar